Haruskah Mengikuti Kehendak Orang Lain?

Assalamu 'alaikum!

Udah lama kayaknya ga nulis dan hari ini kepikiran buat nulis lagi. Terlalu gelisah memikirkan apa yang gabisa di-share itu ga baik bro. Banyak hal yang bikin saya dilema akhir-akhir ini. Salah satunya tentang jadi apa, karena siapa.

Bukan isu yang asing lagi terkait ke depannya kita mau gimana dan jadi apa. Beberapa bodo amat dengan kata orang dan straight forward dengan tujuannya, dengan mimpinya. Saya salut banget sama orang-orang kayak gini. Beberapa orang, kadang saya juga kayak gini, galau. Mau ngejalanin mimpi, tapi gaada modal. Entah modal uang, modal ilmu, modal relasi, dan modal-modal lainnya lah sebutkan saja. Tapi dengan mengikuti apa kata orang, kita malah ga jadi diri sendiri. Kita cenderung malah jadi orang lain. Tapiii dengan tidak mengikuti orang lain, kita jadi hilang arah. Nahlo! Jadi gimana dong?

Dari beberapa kasus yang udah pernah saya lalui, saya memilih untuk menentukan dulu main goal pribadi. Main goal ini sifatnya ga bisa diganggu gugat. Cuman diri sendiri yang boleh ngubah. Main goal ini bener-bener berdasarkan kebutuhan dan keinginan dengan alasan yang kuat dan logis. Ibaratnya ada wish dan must, main goal ini ibarat must-nya.

Nah selanjutnya ada wish, ini sifatnya terbuka akan perubahan. Boleh sekali menerima masukan dari orang lain. Bisa diwujudkan, bisa ngga. Kalo diwujudkan ya bagus hehehehe, namanya aja wish.

Contohnya kayak apa sih?
Misal, main goal-nya pengen kerja di pemerintahan. Biar bisa bangun negeri sendiri, biar ada jaminan hari tua, biar tinggal di Indonesia aja.
Wish-nya seperti pengennya di Jakarta aja atau di Bandung aja, atau pengennya di Dinas Pendidikan aja, dan lain-lain. Wish ini boleh berubah misal ada lowongan di Kementrian Tenaga Kerja, ya gapapa  untuk diambil soalnya masih memenuhi main goal (yaitu termasuk dalam lingkup pemerintahan).

Tapi kalo emang pengen banget kerja di Dinas Pendidikan doang ga ada yang lain soalnya pengen membenahi pendidikan doang (misal ya), ya masukkan lah kerja di Dinas Pendidikan itu dalam main goal. Dengan begitu kita jadi punya tujuan tapi tetep terbuka dengan masukan orang.

Jadi manusia itu ga harus sama kok. Ada yang emang nyamannya bekerja dalam kompetisi, ada yang nyamannya bekerja di lingkungan yang saling support. Ada yang sukanya kerja lapangan, ada yang sukanya di kantor aja. Ada yang sukanya bidang oil and gas, ada yang sukanya manufaktur yang di pabrik-pabrik, ada yang sukanya di bidang transportasi, ada yang sukanya melayani orang dibagian customer service, ada yang sukanya jualan, ada yang nyamannya ngajar (baik ngajar anak SD sampe ngajar mahasiswa), ada juga yang nyaman aja jadi ibu rumah tangga yang menata kehidupan dari bagian internal suatu keluarga. Jadi ga semua orang harus dipaksa punya tujuan gaji gede, posisi tinggi, perusahaan terkenal, hidup di luar negeri, kerja di oil and gas, dan lain-lain. Biarkan orang memiliki tujuannya sendiri, cukup beri masukan seperlunya, sebatas wewenang kita aja. Ga perlu nge-judge atau membandingkan dia dengan orang lain, atau sosok ideal lainnya. 

Reminder for everyone, and also myself.



2019

Komentar

  1. Tulisan bagus. Mengingatkan saya juga akan pandangan orang lain. Terima kasih sudah berbagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih juga sudah mampir dan membaca. Semangat!

      Hapus

Posting Komentar